Google Reader MP3 Player

Senin, 30 Agustus 2010

Kamu,Orang Indonesia?? apa sih Oi itu??


Oi adalah organisasi yang mempersatukan para penggemar Iwan Fals dan simpatisannya.Kata Oi untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Iwan Fals. Di samping digunakan sebagai nama organisasi, kata “Oi” juga dimaksudkan sebagai seruan untuk bersatu.Oi didirikan oleh Iwan Fals dan penggemar Iwan Fals dalam Silaturahami Nasional di Desa Leuwinanggung, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok yang diprakarsai oleh Yayasan Orang Indonesia (YOI) pada tanggal 16 Agustus 1999 untuk waktu yang tidak terbatas dan untuk selanjutnya tanggal tersebut dijadikan sebagai hari Oi.



  • Syarat Mendirikan Oi:
    Minimal terdiri dari 10 orang lengkap dengan kepengurusannya (Ketua, Wakil, Sekretaris, Bendahara, Humas & Ketua Bidang Departemen)
    Minimal mempunyai satu kegiatan yang aktif (Seni, Budaya, Olaraga, Pendidikan, Pustaka, Niaga dan Rohani)
    Mendaftarkan diri ke Pengurus Kota Oi (BPK Oi) di kotanya masing-masing
    Menyerahkan alamat lengkap/sekretariat & data-data kelengkapan lainnya kepada BPK Oi.
    Membuat Kartu Tanda Anggota (KTA) melalui BPK Oi.
    Jika belum ada BPK Oi maka harus diadakan konsolidasi antar Oi kelompok guna membentuk BPK Oi kemudian didaftarkan ke Badan Pengurus Pusat Oi dan akan disahkan melalui Surat Keputusan.



  • Syarat Menjadi Anggota Oi
    Sanggup menjaga nama baik Oi.
    Mengisi Formulir pendaftaran
    Menyerahkan pas foto (4 lembar)
    Membayar uang pendaftaran
    Bersedia aktif dalam organisasi dan menjaga nama baik serta kode etik organisasi.

Makna Lambang "OI"


Lambang (logo) organisasi Oi berupa gambar siluet berbentuk menyerupai huruf " i " (kecil) tegak melebar berwarna hitam dengan titik berwarna merah darah di atasnya menyatu dengan huruf " O " berwarna putih dalam posisi miring ke kanan.
Makna lambang Oi:
Bentuk huruf " O " berwarna putih miring ke kanan menyatu dengan bentuk menyerupai huruf " i " (kecil) tegak berwarna hitam melambangkan kesucian yang dilandasi keteguhan dan ketegasan sikap.
"Titik" bulat di atas huruf " i " (kecil) berwarna merah darah melambangkan semangat yang membara untuk bersatu.

Galang Rambu Anarki "Anakku"


Nama Galang Rambu Anarki (alm) adalah nama putra pertama Iwan Fals yang dijadikan judul lagu dalam album Opini (1982).

Lagu ini berkisah harapan seorang Iwan Fals pada kelahiran anak pertamanya (1 Januari 1982) ditengah kerasnya kondisi hidup saat itu saat BBM naik dan menjelang Pemilu.

Galang meninggal dunia 25 April 1997 di rumah Iwan Fals saat masih di Bintaro dan dimakamkan di Leuwinanggung (sekarang adalah kediaman tetap Iwan Fals).

Kematian Galang membuat Iwan Fals berubah total.

Iwan yang dulunya kita kenal sebagai musisi garang dan terkesan liar baik penampilan maupun lirik-liriknya, kini nampak lebih lembut, dewasa dan bersahaja.

Peristiwa ini benar-benar merubah kehidupan seorang Iwan Fals dan secara tidak langsung juga mempengaruhi penggemarnya.

Lagu "BONGKAR" Di bajak orang india

Lagi-lagi lagu karya musisi Indonesia dibajak musisi dan penyanyi India. Kali ini lagu “Bongkar” Iwan Fals yang berkolaborasi dengan kelompok Swami.



Lagu itu diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh musisi India dengan bahasa mereka. Dan judul lagu itu berubah menjadi ‘Oya Oya’ yang merupakan soundtrack film India “Horn Ok Pleassss”.



Seperti ditulis www.iwanfalsmania.blogspot.com, penggunaan aransemen lagu “Bongkar” oleh musisi India tanpa persetujuan dari pengarang lagu ini yaitu Iwan Fals dan kelompok Swami. Juga tidak ada izin dari label yang memayungi album Iwan dan Swami, yaitu Airo Records.



Ini berarti, lagu “Bongkar” telah dijiplak musisi India. Intro dan reffrain lagu versi India ini benar-benar mirip dengan versi Iwan Fals. Perbedaan hanya terdapat pada bagian kecil dan tentu saja bahasa yang digunakan.



“Kita jadi kembali ingat tentang kasus lagu ‘Tak Bisakah’ milik band Peterpan yang menjelma menjadi ‘Kya Mujhe Pyar Hai’. Lagu Peterpan itu dijiplak habis oleh musisi India dan menjadi lagu yang populer serta menduduki puncak tangga lagu cukup lama di India. Namun menurut kabar berita, pihak Musica Studio (label album Peterpan) telah menyelesaikan kasus penjiplakan ini dengan kekeluargaan,” tulis http://www.iwanfalsmania.blogspot.com/.



Menariknya lagi, orang yang menyanyikan “Oya Oya” dan “Kya Mujhe Pyar Hai” adalah penyanyi yang sama. Dia adalah penyanyi India bernama Kay Kay.



Dikhawatirkan, musisi India sedang melakukan ‘balas dendam’ sebab lagu-lagu mereka juga sering menjadi objek plagiarisme oleh musisi Indonesia terutama lagu-lagu dangdut. Bagi Anda yang ingin melihat sejauhmana penjiplakan itu persianya bisa dilihat dan didengarkan pada YouTube atau klik dari www.iwanfalsmania.blogspot.com

Sabtu, 28 Agustus 2010

REINKARNASI JIWA


Rumah Alam Iwan”Lestarikan alam hanya celoteh belaka....” Itu kritik Iwan Fals lewat lagu ”Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi”. Bagi Iwan, merawat alam bukan hanya celoteh, tetapi tindakan. Bukan kebetulan kalau spirit itu tergambar di rumahnya.
Myrna Ratna dan Frans Sartono
Hujan baru saja berhenti di Desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Sore sudah menjelang. Bau tanah yang baru tersiram hujan menyesap hidung. Suara jangkrik sesekali terdengar di kejauhan.

Dengan bersandal jepit Iwan mengajak kami berkeliling halaman rumahnya yang asri. Halaman yang diidamkan akan menjadi hutan kecil dalam beberapa tahun mendatang. Materinya sudah tersedia: lahan yang sangat luas, pohon-pohon rindang yang sudah berbuah, bentangan gunung yang menjadi ”background”, dan pemilik rumah yang cinta tanaman.

”Nih mangga gedong gincu. Aku pernah baca katanya sih buah ini makanan favorit di Gedung Putih. Enggak tau deh bener atau enggak,” kata Iwan sambil terkekeh.

Di sekeliling pohon mangga yang rimbun itu ada juga pohon manggis, rambutan, duku, kecapi, pepaya, pisang, dan masih banyak lagi. Rimbunan pohon ini ”dibelah” oleh jalan setapak, yang katanya sering dijadikan jogging track oleh Iwan.

Dari semua pohon buah yang ada, Iwan mengaku paling suka menyantap pepaya. ”Biar berkicaunya tambah mantap ha-ha-ha,” kata Iwan berseloroh.

Selain pohon-pohon buah, sebagian tanah juga ditanami sayur-sayuran, seperti bayam, cabai, mentimun, selada. Paling tidak, kebutuhan sayuran sehari-hari keluarga ini sebagian terpenuhi dari halaman rumah.

Di salah satu sudut yang agak terbuka, kami sejenak menghentikan langkah ketika melewati tiga buah makam. ”Ini makam anak saya, Galang. Yang itu makam adik, satunya lagi makam yang punya tanah dulu,” katanya.

Tak jauh di seberang makam, terletak beranda yang dilengkapi seperangkat kursi dan meja. Di situ pula kami berbincang dengan Iwan yang memiliki nama lengkap Virgiawan Listanto itu. ”Itu tempat favorit saya. Saya paling suka duduk di situ,” katanya.

Iwan kemudian mengenalkan kami pada Mang Jaja, yang disebutnya sebagai ”menteri pertanian”. Selain memilih bibit, menanam dan merawat kebun, Mang Jaja juga bertanggung jawab mengolah sampah untuk dijadikan pupuk. ”Ini tungku untuk pembakaran sampah. Sampah kami pilah-pilah, ada juga yang dijadikan pupuk,” kata Iwan sambil menunjuk tempat pengolahan sampah yang berdinding tembok.

Ruang publik

Sebagian besar ruang di kediaman rumah Iwan ditujukan bagi kepentingan publik. Ketika memasuki pintu gerbang rumahnya, misalnya, terdapat bangunan yang digunakan untuk perpustakaan umum, kantor untuk manajemen Tiga Rambu. Di dekatnya tersedia aula besar yang dindingnya dipenuhi cermin. Aula ini biasa digunakan untuk latihan Iwan bersama bandnya. Tetapi bisa juga bisa digunakan untuk latihan tari anak-anak yang tinggal di sekitar kediamannya.

Di sebelah bangunan itu kini dibangun sekolah musik, yang terdiri dari tiga kelas dan satu studio. ”Saya pengin mereka bisa belajar di luar kelas, seperti anak-anak yang belajar biola di Taman Suropati Jakarta,” katanya.

Memasuki rumah utama, yang pertama terlihat adalah ruang makan yang bersebelahan dengan studio musik. Studio ini khusus digunakan Iwan berlatih musik. Ruangan ini dilengkapi seperangkat alat band dan beberapa instrumen musik petik. Ruangan ini juga dilengkapi sejumlah lukisan karyanya.

”Saya masih pengin ngelukis, tetapi enggak ada waktunya. Dulunya dinding ini dipenuhi sama lukisan saya semua, tetapi terus ditutup untuk lapisan kedap suara,” kata Iwan yang sewaktu kuliah di IKJ mempelajari seni musik.

Ia kemudian mengajak kami ke beranda depan yang berada di lantai dua. Beranda itu menghadap ke lapangan rumput yang luas, dan di kejauhan, di balik lapisan awan, menyembul puncak gunung. Sementara di pinggir lapangan hijau berderet sejumlah pohon langka, seperti sukun, jamblang putih, dan matoa.

”Lapangan ini dipakai kalau kita bikin konser atau acara, seperti waktu peluncuran albumku yang terakhir. Kalau pas tujuh belasan lapangan ini bisa dipakai untuk pertandingan badminton, bisa jadi tiga lapangan,” katanya.

Para tamu ataupun musisi yang terlibat dalam acara-acara yang diselenggarakan di kediaman Iwan biasanya menginap di situ. ”Ada beberapa kamar tamu dan kamar mandinya sekalian,” lanjutnya.

Ladang jagung dan hari tua

Menyeberangi halaman yang luas, terhampar ladang jagung dan sebuah saung untuk bersantai. Apa mimpinya setelah mencapai usia 50 tahun? ”Aku menjalani saja, dari detik ke detik, dari waktu ke waktu, gimana caranya bermakna.”

Dengan semua kesuksesan, popularitas, dan dukungan yang diperoleh Iwan, sebetulnya tak salah kalau dia merasa sudah ”cukup”. Tetapi, kata pensiun tak ada di dalam kamusnya.

Pensiun mau ngapain? Di musik enggak ada pensiun, beda sama olahraga. Di musik semakin tua semakin bagus, karena ini urusan perasaan. Lihat saja Mick Jagger, Titik Puspa, pemusik tradisi yang makin tua makin utuh, touch-nya makin oke. Saat ini Yos (istrinya sekaligus manajernya) sedang merancang perjalanan untuk aku,” kata ayah dari Galang Rambu Anarki (1982-1997), Anissa Cikal Rambu Basae (25), dan Rayya Rambu Robbani (7) itu.

Yang mungkin membuatnya merasa ”berumur” adalah ketika melihat anak-anaknya bertumbuh dengan cepat. ”Anak saya yang tertua (Anissa) sudah 25 tahun, dia sudah punya target. Tetapi ya yang namanya ayah, kalau dia pulang malam masih suka deg-degan. Tetapi mau nanya-nanya malu sendiri, kan bukan anak kecil lagi. Apalagi dia sudah bantu ibunya jadi manajer,” kata Iwan.

Iwan mengakui, kedekatan keluarganya justru dibumbui dengan ”berantem” di antara mereka. ”Paling sering sama anak perempuan saya, misalnya beda pendapat soal artistik panggung, dan lain-lain. Nah, kalau berantem bisa enggak ngomong tuh, bisa tiga hari ha-ha-ha. Ntar baikan lagi. Kadang saya yang ngalah, kadang dia yang ngalah, kadang ibunya yang nengahin, kadang kita bertiga enggak mau ditengahin, terus adiknya yang paling kecil yang nengahin, pokoknya serulah,” kata Iwan dengan terbahak.

Iwan fals terinspirasi oleh Bung Karno

Iwan Fals

Iwan Fals

Setelah membuat lagu tentang Bung Hatta, 20 tahun lalu, Iwan Fals membuat lagu yang terinspirasi oleh Bung Karno. Menurutnya, lagu ini tercipta dari hasil dialog dengan mendiang Bung Karno.

“Judulnya Negeri Kaya. Itu lagu saya paling baru sekali, jadi belum ada di rekaman. Lagu itu hasil akhir dari perjalanan dan perenungan saya ke beberapa kota kemarin,” ungkapnya saat ditemui dalam acara Konser Ngabuburit League di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (18/8/2010).

Pentolan grup Kantata ini mengatakan, salah satu perjalanan spiritualnya adalah berziarah ke makam Bung Karno di Blitar. Di depan makam proklamator Indonesia itu, Iwan mengadu dan berkeluh kesah tentang kondisi bangsa saat ini.

“Saya ziarah ke makam Bung Karno. Di situ saya minta maaf karena saya cengeng dan ganggu istirahat dia. Saya cerita melihat banyak kenyataan yang ada di jalanan. Ini negeri kaya, tapi kok banyak rakyat yang tidak sejahtera. Ya semacam dialog saja saya dengan beliau,” jelasnya.

Sosok Bung Karno di mata Iwan Fals memang begitu penting. Selain tokoh di balik kemerdekaan Indonesia, Bung Karno juga dianggap memiliki kecerdasan luar biasa.

“Kalau enggak ada Bung Karno, tidak akan ada kemerdekaan ini. Kalau saya baca buku-bukunya, dia sangat menggelegar dan cerdas. Pidatonya penuh semangat dan heroik,” puji Iwan.

Pelantun Surat Buat Wakil Rakyat ini pun berharap ajaran Bung Karno menjadi teladan dan inspirasi bagi pemimpin kita sekarang.

“Setiap pemimpin itu memang punya zaman yang beda. Masalah yang dihadapi tiap presiden juga berbeda-beda. Bung Karno tetap harus menjadi inspirasi bagi presiden kita saat ini,” pungkasnya

Iwan fals di mata Acep Zam Zam (Penyair & Budayawan) "Wajar jika karya Iwan bakal abadi"


Kembang Pete, Bongkar, Bento, Ambulance Zig Zag, Proyek 13, bahkan hingga Tince Sukarti, adalah beberapa contoh lagu karya Iwan Fals yang tetap mampu menjawab perkembangan jaman sejak dulu hingga kini. Sepak terjang Virgiawan Listanto tersebut rupanya tak lepas dari pengamatan dan penilaian Acep Zamzam Noor, penyair sekaligus Budayawan Jawa Barat. iwanfals.co.id sempat mewawancarai penyair, Putra KH Ilyas Ruchyat, dari Ponpes Cipasung ini, di sela roadshow ‘KESEIMBANGAN – Oi, Menanam! bersama Iwan Fals & Band’, di kota Tasikmalaya, beberapa waktu silam. Dia mempunyai penilaian sendiri terutama terhadap karya-karya Iwan Fals, karena dia mengaku, juga merupakan pengoleksi album Iwan Fals. Besar Karena Kelugasan dan Aktualitas Sesungguhnya, kekuatan Iwan Fals dalam bermusik ada pada lirik lagunya yang lugas dan langsung. Jika kemudian di sana terkandung pesan kritis, termasuk pesan lingkungan, karena kelugasannya pasti akan sampai kepada masyarakat manapun yang dimaksudnya. Bahkan, di awal-awal album Iwan Fals kesan yang timbul adalah lirik lagu yang frontal. Hal ini karena masyarakat pada saat itu membutuhkan syair-syair bersifat frontal. Mulai berkolaborasi dengan Kantata Takwa, syair lagu Iwan cenderung tetap keras, namun lebih kontemplatif. Puncak kontemplatif Iwan, terdapat di album Suara Hati. Suara Hati, bagi Acep Zamzam Noor merupakan album Iwan Fals yang paling disukainya, karena di album tersebut banyak tersirat puitis, yang merupakan bagian dari kontemplasi ketika seorang Iwan melihat ke “dalam”. Padahal, di album-album sebelumnya, lebih tampak sebagai penilaian Iwan “keluar”. Sementara di album Keseimbangan (yang terbaru -red), meski dia mengaku belum memahami secara khusus, tampaknya Iwan Fals memiliki konsep kontemplasi seperti album Suara Hati. Salah satunya yang terlintas di pikirannya adalah lagu Suhu. Musisi Sekaligus Seniman Melihat seorang Iwan Fals, menurut Acep tampaknya mesti memahaminya sebagai seorang seniman. Dan karyanya yang lahir pun, keluar dari sebuah kejujuran. Tak heran, jika karyanya lahir berhubungan dengan situasi dan kondisi bangsa, karya-karya yang lugas dari seorang Iwan Fals itu, terutama lahir di era orde baru. Jadi, menurut Acep karya Iwan Fals kini memang lebih mendalam, hingga butuh perenungan terlebih dahulu bagi yang mendengarkannya. Kelugasan yang lahir pada karya-karya Iwan Fals, menurutnya tetap lebih soft kini, namun lebih mendalam dari sebelumnya. Demikian pula dengan ditemuinya karya-karya yang sebetulnya religius, dari seorang Iwan Fals, yang menurutnya memang tidak mesti formal karena berhubungan dengan agama, sejak awal di album-albumnya sudah ada. Harapannya terhadap Iwan Fals, dari konteks urgensi hidup berbangsa, Indonesia amat membutuhkan guru-guru bangsa dari berbagai bidang. Setelah lewat era Gus Dur dan Rendra. Dari kalangan musisi, dia berharap pada Iwan Fals, untuk terus melakukan gerakan-gerakan positif yang langsung bersentuhan dengan kehidupan bangsa, termasuk gerakan kampanye lingkungan, gerakan penyadaran sosial dan sebagainya. Karena diyakininya, cara-cara seperti itu akan memberikan inspirasi kepada masyarakat, meski hasilnya tidak akan langsung. Dia mengamati, ada yang terinspirasi dengan tema album ‘Keseimbangan’ Iwan, terutama yang melihat penampilannya. Inspirasi tersebut minimal berguna untuk kehidupan mereka. Ketika sebuah karya menjadi punya manfaat bagi penikmatnya, itu yang utama bagi seorang seniman, ketimbang tujuan-tujuan besar lainnya. Bahkan, dia berpendapat, apa yang dilakukan oleh Iwan Fals termasuk dari karya-karya lagunya, hikmahnya mesti bisa diambil oleh para elit politik, yang memegang kebijakan. “Para elit justru mesti menjadi apresiator pertama bagi karya-karya membangun tersebut,” tambah penerima anugerah South East Asian (SEA) Write Award dari Kerajaan Thailand (2005) ini. Hanya memang, dikeluhkannya sikap politisi sendiri selama ini tampak tidak banyak terinspirasi oleh karya para seniman-seniman besar. Hal ini pun dikeluhkan oleh Acep. “Ya itulah mereka, tampaknya hanya melewatkan saja,” urai peraih Khatulistiwa Literary Award (2007) ini, sembari menyatakan yang ‘menangkapnya’ justru masyarakat. Kendati sudah dimulai, gerakan besar untuk melakukan sebuah “perubahan”. memang akan membutuhkan waktu yang sangat panjang. Tetapi, karya-karya semacam ini, semisal Iwan Fals, Rendra, selalu dibutuhkan oleh jaman atau bangsa ini. Di matanya, Iwan Fals, bukan sekedar artis seperti penyanyi lain, dia adalah seorang seniman, bahkan legenda. Lebih dari pada itu, Iwan Fals bisa disejajarkan dengan Bob Dylan, yang juga pemusik sekaligus penyair. Karena memang dia (Iwan Fals -red) berkarya atas tuntutan hati, dengan karya yang tak lepas dari pengamatan, rasa, pikiran, dan selalu terkait dengan lingkungan di sekelilingnya, yaitu Indonesia. Iwan Fals dan Rendra? Untuk pernyataan ini, Acep hanya mengatakan keduanya punya tempat berbeda, Iwan Fals sebagai musisi dan seniman, sementara Rendra adalah budayawan. Namun benang merahnya, keduanya terbesar di bidangnya masing-masing. Dia juga percaya, karya-karya yang dibuat oleh Iwan, akan abadi, karena selalu aktual. Apalagi persoalan kebangsaan memang sebetulnya berputar di masalah yang itu-itu saja, karya Iwan Fals akan menjadi “pengingat” di segala situasi, bahkan ketika kemapanan telah hadir di bumi Indonesia. Berani Tawarkan Konsep Aktual Diakuinya, di dunia musik soal tema karya atau album, memang jadi penting. Tema yang populer saat ini memanglah tema cinta. Namun menurutnya di tangan Iwan Fals, karya bertema apapun tetap akan populer. Karena menurutnya, Iwan Fals sudah sangat kokoh, demikian pula secara artistik juga mumpuni. “Mau ‘bermain’ di tema apapun, bagi seorang Iwan sudah dengan sendirinya pesan yang akan disampaikan mengena ke pendengarnya,” tambahnya. Menariknya di album Keseimbangan, adalah sebuah gerakan yang melatari album itu sendiri, dengan mengadakan perjalanan ke berbagai kota dan melakukan penghijauan, tidak sekedar “kampanye” album. Iwan Fals dengan Tiga Rambu dan Oi sudah mencontohkan ada kampanye yang lebih besar, ketimbang sekedar album, yaitu kampanye penyelamatan lingkungan, kampanye penyadaran diri, bahwa bangsa ini ada di posisi krisis, namun tetap memiliki harapan. Pohon hanyalah metafora dari kehidupan. Dengan sendirinya, menanam pohon berarti menumbuhkan lagi kehidupan, ini yang mesti ditangkap. Menurutnya kalangan Oi juga mesti bisa menangkap hal ini dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat luas, untuk jadi inspirasi, hikmah, atau hidayah bagi orang lebih banyak lagi. “Menanam” bagi Acep yang dipersonifikasikannya lewat kegiatan menanam adalah sebuah metafora yang dahsyat. Demikian pula dengan penyelesaian masalah-masalah kebangsaan besar, niscaya bisa diselesaikan lewat entry point kegiatan menanam. Menanam menurutnya menimbulkan kesadaran untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi kehidupan. Dari menanam menurutnya, masyarakat bisa belajar untuk mandiri. Diakuinya, lagu di album Keseimbangan, Iwan Fals cukup komunikatif, dan di luar aspek promosi, atau lainnya, Acep percaya, ada lagu Iwan Fals di album ini yang akan menjadi hits. Dia sendiri amat menyukai lagu Iwan Fals terutama lagu Suhu, di album ini. Karena menurutnya, lagu tersebut kaya dengan filosofi kehidupan, yang perlu “keseimbangan” untuk mengarunginya. Oi Jadi ‘Penyambung Lidah’ Yang agak berbeda dengan yang lainnya, dalam kampanyenya Iwan Fals juga tampak didukung oleh Oi. Ini yang membuat agak berbeda. Dia juga berharap agar Oi mengkomunikasikannya ke masyarakat, Yang dilakukan oleh musisi lainya, akan lebih efektif jika didukung oleh media. Namun, apa yang dilakukan oleh Iwan Fals, tetap akan lebih efektif, karena di setiap kampung bisa ditemui anggota Oi. “Dengan catatan, kalangan Oi hingga tingkat terbawah aktif dan ‘gerak’ ikut mengkampanyekan seperti yang dilakukan Bang Iwan,” urai penelur karya Jalan Menuju Rumahmu (kumpulan sajak, 2004) ini. Peran Oi untuk memasyarakatkan pesan pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh Iwan Fals sangatlah penting. Karena bisa juga dianggap bahwa Oi kepanjangan tangan/suara dari Iwan Fals. Karya-karya Iwan Fals juga mengandung ajaran yang jika direnungi oleh siapapun bermanfaat bagi kehidupan, karena yang ditanamkan adalah nilai-nilai, hal ini yang menurutnya mesti ditangkap pendengarnya. Tugas seorang seniman, sebetulnya sudah akan selesai dengan sendirinya, melalui sebuah karya yang sudah diciptakannya. Namun mengingat pentingnya pesan dibalik karya, idealnya memang butuh ‘tangan lain’, yang merupakan “kepanjangan tangan”, untuk implementasi. Tugas ini ada di pundak Oi.

Selasa, 10 Agustus 2010

iWAN FALS (single terbaru tahun 2009)

Iwan Fals - Untukmu Terkasih

Iwan Fals - Untukmu Terkasih

Dari Syuting Video Klip UNTUKMU TERKASIH.
Bertempat di Jalan Kalibata Utara 2 No.42 Jakarta Selatan pada Sabtu (6/2), Iwan Fals syuting video klip lagu “Untukmu Terkasih” (ciptaan Iwan Fals dan Fajar Budiman).

Konsep video klip digagas HB Naveen dari Falcon Interactive, perusahaan yang mempublikasikan lagu ini. Menurut HB Naveen, konsep video klip ini lebih berisi pesan moral kepada masyarakat untuk mau saling berbagi kepada sesama.

Indonesia menghadapi masalah sosial, bahwa dari 220 juta masih ada 40 juta jiwa yang miskin. “Nah, kalau setiap satu orang membantu satu orang lain, maka kemiskinan di Indonesia bisa diatasi. Coba saja dihitung, jika ada 40 juta jiwa orang tak mampu, maka ada 160 juta jiwa yang mampu. Kalau setiap orang mau menolong satu saudaranya yang lain sudah jelas turah-turah (berlebih-red). “Sekarang bukan saatnya lagi berpikir bagaimana cara mengatasi kemiskinan. Tapi harus sudah berbuat dan bertindak. Kalau mau tunggu-tungguan nggak dimulai-mulai. Padahal solusinya ada di depan mata. Kita mau berbagi dan mengulurkan tangan kepada yang lain,” ungkap Iwan Fals disela-sela syuting.

Sebagai tanggung jawab moral atas gerakan menolong terhadap sesama, Falcon Interactive berniat mencari empat orang tak mampu untuk dibiayai hidupnya. “Selama ini Tuhan sudah memberi saya banyak. Sebagai wujud terima kasih, maka ini dikembalikan pada Tuhan lagi. Wujudnya dengan berbagi pada saudara yang lain. Ini sifatnya personal, setiap tahun saya akan mengangkat empat orang untuk disantuni selama seumur hidup (selama Falcon masih berdiri-red). Mudah-mudahan setiap tahun jumlahnya meningkat. Nah, sekarang saya juga bertanya kepada masyarakat apa yang Anda lakukan untuk membantu mengatasi kemiskinan?“ papar HB Naveen menyangkut konsep video klip yang segera di-launching di televisi.

Secara artistik, video klip ini diperkaya dengan nuansa putih sebagai simbol hati yang bersih secara tulus ikhlas untuk menolong tanpa pamrih. “Strategi komunikasinya, kami gambarkan dalam video klip itu, si kaya menolong terhadap si miskin. Nah, nanti di akhir video klip akan muncul tulisan yang berisi himbauan, jika Anda mau merangkul satu orang saudaramu yang lain, maka kemiskinan akan bisa diatasi. Kami berharap lagu ini sebagai gerakan moral untuk mengajak kepada sesama untuk mau berbagi,” tandas HB Naveen.

Iwan berharap, pemutaran video klip di televisi mampu menyentuh masyarakat untuk mau berbagi terhadap saudaranya yang lain. “Kalau kita hidup enak sementara melihat saudara-saudara kita masih ada yang tidur di bawah kolong jembatan, apa masih bisa menikmati kebahagiaan itu? Saya rasa solusinya sungguh tepat kalau setiap orang mau menolong satu orang yang lain. Mestinya isu seperti ini dilemparkan mereka-mereka yang akan duduk di anggota dewan atau akan berebut kursi kekuasaan. Seperti masalah lingkungan, jika satu orang rakyat Indonesia mau menanam satu pohon saja sudah ada 200 juta pohon yang ditanam,” ungkap pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961 ini.

Iwan sendiri, melalui manajemen sudah sejak lama menyisihkan 10 persen dari hasil penjualan tiket konser bulanan untuk diserahkan kepada yang berhak menerima. “Jumlahnya belum banyak jadi menunggu sampai agak lumayan jadi bisa lebih berarti untuk perbaikan gedung sekolah atau membantu siapa saja,” ungkap Iwan Fals.

Sedangkan Falcon Interactive, melalui timnya telah melakukan investigasi untuk memilih empat orang yang berhak untuk disantuni selama seumur hidup. “Saya melihat ada orang yang tinggal di jalanan selama 10 tahun. Saya lihat hidupnya pasrah. Soal menyantuni bukan sekadar memberi uang terus persoalan selesai. Tapi kami akan berusaha bila perlu memberi kegiatan atau pekerjaan kepada mereka. Kita ajak melihat kantor. Kita service dengan minuman dan makanan. Kita luangkan waktu untuk ngobrol dan bicara dengan mereka,” tutur HB Naveen.

Sementara menurut Fajar Budiman, sebagai penulis lirik lagu Untukmu Terkasih ini, ikut membatu tim Falcon Interactive untuk menemukan empat orang yang layak disantuni. Fajar telah menemukan salah satu kandidat yang hidupnya sangat memprihatinkan. “Jadi ada orang saking susahnya hidupnya dengan cara mengemis. Tinggal di sebuah kamar dengan ukuran sangat sempit. Itupun hasil pemberian warga untuk menempati tempat itu. Istrinya buta, jadi setiap kali mau mengemis, bapak ini menitipkan istrinya kepada tetangganya untuk menjaga,” ungkap Fajar yang pada malam itu juga ikut menyaksikan syuting video klip Untukmu Terkasih.

Tapi pada intinya, gerakan moral untuk mau berbagai dan merangkul satu saudara yang lain menjadi energi positif yang akan menular ke seluruh Indonesia. Maka masalah kemiskinan segera bisa diatasi. Jadi, jangan tunggu-tungguan, lakukan sekarang mulai dari diri sendiri. Siapa orang yang akan Anda pilih untuk disantuni?

Single Baru Iwan Fals
Iwan Fals – Untukmu Terkasih.

Iwan Fals : Saya Mau Anak Muda Untuk Presiden 2009

Apa kriteria presiden Indonesia di tahun 2009 mendatang? Semua warga negera Indonesia pasti memiliki kriteria sendiri. Secara umum, calon presiden mendatang harus memiliki visi kebangsaan, berpihak pada rakyat, mampu menjawab tantangan jaman, kreatif dan mampu menyediakan lapangan pekerjan dan dikehendaki rakyat. Adakah dari sekian banyak calon yang ada sesuai dengan kriteria tersebut? Kalau bertanya pada masing-masing calon pasti mengaku mereka mampu bertindak dan berbuat seperti itu. Iwan Fals (47) penyanyi dan pencipta lagu memiliki pandangan sendiri untuk calon presiden mendatang. Selain kriteria tersebut di atas, ada stau tambahan syarat, aitu usia harus muda paling tidak sekiatar 35 – 45 tahun. “Semakin muda semakin bagus, kaya di Prancis. Jadi, aku tidak akan melarang siapa-siapa. Hanya, aku mohon dengan sangat buat Ibu Megawati, Pak Amien Rais, Gusdur, Pak

Prabowo, Wiranto, SBY sekalipun yang tidak masuk hitungan itu, coba renungkan lagi. Perlu menyelamatkan orang muda. Cara menyelamatkan orang muda bagaimana? Biar mereka mengatur dirinya sendiri. Bagaimana? Ya udah, kasih mereka kesempatan langsung, melakukan politik praktis. Jadi Eksekutif, Yudikatif, atau Legislatif . Nah para sesepuh ini biar yang mengwasi jalannay pemerintah. Jadi kalau ada esalahan maish punya tempat untuk bertanya,” ungkap pria kelahiran 3 September 1961 ini. Masih menurutnya, mengurus Negara itu seperti menurus rumah tangga. Pekerjaan-pekerjan atau persoalan-persoalan di rumah, untuk orang yang usianya di atas 50 tahun pasti sudah malas. Mereka cenderung menyerahkan kepada anak yang muda. “Kaya gini deh, saya aja umur 47 tahun udah malas nyetir. Kalau anak saya (Galang) masih hidup, pasti dia yang saya suruh nyetir. Adapun dirumah, pekerjaan-pekerjaan benerin genteng, pasti diserahin sama yang muda. Yang tua tinggal ngawasin saja. Dari persoalan yang awam saja deh. Yang setiap hari kita alami. Secara naluri kita menyerahkan kepada yang muda. Kenapa kok di Politik kita tidak bisa seperti itu. Kalau dipimpin sama yang muda akan jauh lebih kreatif. Kita punya sesepuh, kita punya orang tua yang ngawasin dan kita punya anak muda yang ngejalanin,”papar pelantun lagu Bongkar ini.

Kenapa mesti yang muda. Melihat tantangan zaman ke depan lebih berat, maka perlu orang yang masih lincah dan kreatif. “Perkembangan dunia begitu cepat. Apalagi, kalau ngomong globalisasikan, speednya, kekuatannya. Kalau kita Cuma nerima-nerima saja, bisa diinjak-injk negara lain. Kalau anak muda kan tidak. Begitu ada yang menggangu, eh nanti dulu. Kalau umpamanya tadi yang disebutin itu masuk ( Mega, Amien, Wiranto, SBY,dll), bisa jebol kita. Habis kita ga punya apa-apa,” ujar Iwan.

Iwan yakin. Jika anak-anak muda diberi kesempatan untuk memimpin negeri ini, pasti akan banyak perubahan berarti. “Jadi Ibu Mega, Gusdur, Wiranto, Amien Rais, Prabowo, gak ikutan, Mereka cuma ngawasin yang muda-muda. Gagah benar. Apa sih yang mereka cari? Percaya deh sama yang muda. Yang muda, gunakan kepercayaan itu sebaik-baiknya. Pointnya, kalau bicara benar salah, nabi juga pernah bikin salah. Orang tua juga bikin salah. Tapi, yang muda juga bisa punya prestasi yang hebat. Buktinya sekarang, lomba-lomba kimia, fisika, olimpiade itu masih muda-muda aku ingin yang senior-senior, besar hati. Bisa menerima itu, dan jangan merasa disaingi dan juga tidak perlu lagi ayo kita bertanding, walaupun umur segini masih bisa. Lho ngga, ini bukan urusan itu. Emangnya walrus (Binatang yang hidupnya di pinggir pantai). Kalau walrus, bagi yang muda harus melawan yang tua agar turun dari batu.cukup ada kesadaran. Itulah artinya kemerdekaan. Salah satunya presiden harus muda, umur 35 sampai 45 tahun.soal mengisi kemerdekan, saya sebagai penyanyi ya bernyanyi yang benar, pokoknya bekerja yang benar, sesuai dengan pekerjaan masing-masing, focus dibidang masing-masing,” ungkap Iwan.

Bukan hanya itu, Iwan juga berharap pada para koruptor untuk bertobat “Yang korupsi-korupsi itu, jangan korupsi lagi. Kita tidak punya hak untuk sombong. Harus kasih kesempatan yang muda untuk kerja, setengah tua ngawasin, yang tua jadi sepuh atau guru bangsa. Jadi kita ga kekurangan stok. Ingat tidak kalau dirumah. Orang tua kadang-kadang seperti anak kecil. Orang tua kita sajalah, kalau dia kecewa sedikit saja, waduh marahnya setengah mati. Kebayang ngga kalau tokoh ini seperti itu. Berartikan bawahannya harus kasih laporan yang senang-senang terus, supaya tidak kecewa. Jadi, ini bukan karena saya ikut trend tapi, ini masalah hukum alam. Sekarang, bagi anak-anak yang berumur 35 sampai 45 tahun, yang tadinya dijalan sebagai ujung tombak, ngerahin masa, sekarang saatnya kalian untuk memimpin langsung berhadapan,” papar suami Rosana ini. Masih menurutnya, selain masalah umur, syarat lainnya tidak melanggar hukum,punya niat baik unuk mengelola bangsa ini. Kalau masalah track record kita kan tidak tahu dan pasti partai politik punya mekanismenya. “Jadi, umur 35 sampai 45, jangan jadi lapis keberapa. Langsung masuk ke pertama. Kalau perlu bikin gol. Aku gak percaya kalau yang muda itu selalu bikin salah, dan yang tua itu selalu sempurna. Kalau menempatkan diri pada tempatnya, pasti asyik. Jadi kita harus berani buka ruang selebar-lebarnya buat orang muda. Yang muda harus percaya diri, dan yang tua harus tahu diri. Yang tua beri kesempatan yang muda. Bukan hanya kesempatan, tapi dorong agar yang muda percaya diri. Bukan berarti aku tidak menghormati yang tua. Tapi, justru karena aku menghormati yang tua,’ kata wan bersemangat. ogi

Mengapa Kita Memilih Islam

Keterbatasan Akal dan Kebutuhan Fitrah

Berbagai penemuan Ilmiyah dan berbagai produk teknologi hasil karya manusia selalu mengalami kelemahan dengan berjalannya waktu, teknologi canggih abad 18, akan menjadi teknologi tertinggal di abad 20. Demikian halnya teknologi saat ini, ia akan menjadi karya yang basi pada beberapa abad ke depan. Begitulah kiranya character otak manusia, ia terbatas dengan iringan waktu dan sangat berpotensi untuk memiliki kekurangan.

Akal adalah out put kerja otak. Dan otak manusia adalah salah satu organ yang serupa dengan organ lainnya. Ia memiliki keterbatasan jangkauan layaknya telinga yang tidak sanggup mendengar gelombang suara berfrekuensi rendah dan mata yang tidak sanggup menembus sitar benda yang menghalanginya. Keterbatasan radius yang dapat di jangkau akal, menyebabkan akal tidak sanggup menembus zat Tuhan, karena zat Tuhan berbeda dengan zat manusia.

Secara otomatis, manusia akan sulit memahami zat Tuhan jika hanya dengan kekuatan akal. Pemaksaan terhadap akal untuk memikirkan zat Tuhan hanya memplagiat pemikiran filsafat teologi Yunani yang tidak berakhir pada kesimpulan. Dengan berbagai eksperiment ilmiyah, Akal hanya mampu berkesimpulan bahwa dunia dan seisinya tidak mungkin timbul secara sendirinya, Ia pasti memiliki Pencipta. Kemudian akal mencoba mencari siapa Sang Pencipta tersebut.

Pada proses pencarian, akal-akal manusia hanya menunjukkan variabel ketidakpastian, variabel ini akhirnya tanpa sadar menundukkan akal itu sendiri. Ketika akal tunduk, hati (bac. keyakinan) mulai berperan dan seketika itulah muncul agama-agama yang berbeda Tuhan. Ada Tuhan roh, Tuhan patung, Tuhan matahari, Tuhan Api dan lain sebagainya. Secara logika, akal sangat sulit menerima bahwa roh, matahari, patung dan Api adalah Tuhan yang sebenarnya. Namun kesulitan akal untuk menerimanya diobati dengan kebutuhan fitrah. Fenomena ini mununjukkan bahwa terdapat Fitrah dalam hati manusia, yaitu fitrah pengakuan terhadap wujud Tuhan.

Mengenal Tuhan Melalui Rasul

Akal telah gagal mencari siapa Tuhan sebenarnya, namun kegagalan akal tidak dapat menghentikan kebutuhan Fitrah untuk mencari-Nya. Dan Tuhan tentunya lebih mengetahui kondisi ciptan-Nya, ia memberikan akal yang tidak sangup memikirkan zat-Nya dan juga memberikan fitrah yang selalu mencari zat-Nya. Merespon kelemahan akal dan kebutuhan fitrah, Tuhan tidak meninggalkan manusia tersesat begitu saja. Dengan kasih sayang-Nya Ia mengutus delegasi untuk memperkenalkan Zat-Nya.Delegasi inilah yang kita kenal dengan sebutan Rasul dan Nabi.


Para delegasi pun tidak di utus tanpa bekal, mereka dibekali suatu hal –kemampuan- yang manusia biasa tidak bisa melakukannya, yaitu mukjizat. Kisah sayembara para penyihir Fir’aun dengan Nabi Musa ‘alaihissalam adalah contoh sederhana dari mukjizat ini. Ketika Fir’aun memerintahkan para penyihirnya untuk menampilkan atraksi, mereka segera melemparkan tongkat dan seketika itu tongkat berubah menjadi ula-ular yang sama besar denga tongkat tersebut.

Kemudian saat tiba giliran Musa melemparkan tongkatnya, tongkat berubah menjadi ular besar yang memakan semua ular-ular kecil milik penyirhir Fir’aun. Keajaiban itu, membuat para penyihir Fir’aun –yang ahli persihiran- mengakaui bahwa atraksi Musa adalah di luar kemampuan manusia biasa. Sketika itu juga, mereka tersungkur dengan bersujud seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa. (Lih. Thaahaa: 65-71). Subhanallah..!!! demikianlah cermin reaksi Fitrah ketika menemukan Tuhan yang sebenarnya. Fitrah ini membuat manusia tersungkur dan bersujud.

Ketika Allah mengutus Rasul, keterbatasan akal terjawab dan kebutuhan Fitrah mansuia terpenuhi. Manusia mulai mengenal jalan kebenaran dan beribadah dengan tuntunan yang benar. Tata cara dan bacaan Ibadah langsung diajarkan Oleh Tuhan melalui delegasi-Nya. Praktek persembahan sesajen kepada roh, menaruh darah di tempat khusus, menyembah patung dan sujud kepada matahari serta api yang kesemuanya adalah bentuk ibadah produk manusia, telah digantikan dengan tata cara ibadah produk Ilahi. Yaitu, dengan cara yang suci, bacaan yang suci dan keadaan jasmani yang suci.

Mengenal Tuhan melalui Wahyu Ilahi

Para delegasi, selain dibekali mukjizat juga dibekali kitab suci yang menyimpan hakikat zat Tuhan. Kitab itu juga berisi tentang tata cara berinteraksi manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan manusia bahkan manusia dengan alam sekitarnya. Ibrahim dibekali dengan shuhuf, Daud dengan Zabur, Musa dengan Taurat, Isa dengan Injil. Kitab-kitab inilah sesungguhnya yang berperan sebagai pembimbing fitrah dan akal dalam mencari Tuhan-Nya pasca sepeningglan para Rasul. Karena Rasul juga adalah manusia biasa, ia pasti akan mengalami kematian, namun kitab akan tetap “awet” seiring perkembangan zaman.

Sepeninggalan Musa hanya Tauratlah yang mampu menjawab keterbatasan akal dan mememuni kebutuhan fitrah dalam menemukan Tuhan yang sebenarnya. Namun kitab tersebut mengalami distorsi oleh tangan-tangan generasi setelah nabi Musa ‘alaihissalam. Sehingga manusia kembali tersesat, Di saat tersesat Allah kembali menurunkan para Nabi; iLyas, Ilyasa, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Yunus, Zakariya, Yahya dan sampai akhirnya tiba masa Nabi Isa ‘alaihissalam. Pasca sepeninggalan Nabi Isa, Injil mengalami hal yang sama dengan Taurat. Penyimpangan yang dilakukan pengikut Musa dan Isa terhadap Injil dan Taurat, menghilangkan peran kitab-kitab tersebut sebagai petunjuk kebenaran. Hasilnya, manusia kembali tersesat

Eksperimen ilahi telah membuktikan. Pasca menigggalnya Nabi Isa ‘alaihissalam, selama 600 tahun Allah tidak mengutus Rasul untuk menunjukkan jalan kebenaran sementara kitab suci telah mengalami distorsi. Namun fakta mengabarkan, manusia gagal. Pada masa 6 abad ini, banyak manusia yang kembali menyembah patung-patung dan berhala. Kaum Masehi juga mengalami problema teologi pada akhir abad ketiga setelah kematian Isa.

Mengatasi Problema ini, terpaksa mereka selesaikan dengan cara melakukan Konfrensi Nicea pada 325 M. pada titik ini, suatu kesalahan besar dilakukan pengikut masehi, yaitu mengenyampingkan kitab suci dalam memahami Teologi. Sehingga timbul Konsep Trinitas yang selanjutnya dicantumkan ke dalam kitab suci mereka versi distorsi. Aliran Masehi yang masih berpegang keyakinan monoteisme seperti, Arius, Abiun dan Syimsyati, kian runtuh pasca penetapan konsep Trinitas di kalangan pemeluk Masehi.

Peralihan Konsep Tuhan yang dialami penganut Masehi dari monoteis menuju Trinitas adalah dampak dari kesalahan berpijak. Ketika akal dijadikan dasar berpijak dalam memahami teologi, kemudian kitab suci dijadikan notebook untuk mencatat buah pemikiran teologi yang dihasilkan, maka akan terjadi kesenjangan pada konsep teologi yang dihasilkan. Karena lagi-lagi akal tidak akan pernah mampu merumuskan konsep Teologi. Sebaliknya, ketika Kitab suci dijadikan dasar berpijak, maka manusia tidak akan pernah mengalami problema teologi.

Kebenaran Islam.

a.Islam; Agama Produk Tuhan

Perbedaan Zat Tuhan dengan zat manusia, secara otomatis mengeluarkan sifat Tuhan dari “Sunnah kehidupan manusia”. Artinya, jika manusia bersifat lemah, kurang, terbatas dan lalai maka Tuhan terbebas dari sifat itu. Dan jika manusia bersifat cerdas, kuat, tahu dan teliti, Tuhan memiliki sifat “Maha” -yang lebih- dari kecerdasan, kekuatan, pengetahuan dan ketelitian manusia. Dari sini jelas bahwa kesempurnaan dan kebenaran hanya milik Tuhan. Jikalau kebenaran adalah dari manusia, sementara ia bersifat lemah. Maka kebenaran versi mansuai akan memiliki kecacatan. Kecacatan ini yang terkadang ditutupi oleh nafsu manusai sehingga terjadi kleim pembenaran.

Suatu benang merah dapat kita tarik, bahwa syarat utama kebenaran sebuah agama adalah, ia harus bersumber dari Tuhan yang mengetahui kebenaran hakiki, maka Dialah yang membuat jalan menuju kebenaran tersebut, Islam ialah Jalannya. Dia juga yang mengaturnya dan membuat undang-undangnya. Semua itu didesain Oleh Tuhan (Allah) untuk kebaikan manusia dan menunjukkan manusia kepada jalan kebenaran.

Ajaran Islam telah disesain sedimikan rupa. Islam menjawab permasalan Teologi dengan konsep ke-Esaan Tuhan. Menjawab kebutuhan fitrah dengan menunjukkan tata cara interaksi dengan Ilahi (bac. Ibadah). Menunjukkan jasmani untuk mengkonsumsi yang baik dan meninggalkan yang buruk demi keseimbangan. Merespon kondisi psikologi manusia dengan mengajarkan konsep tawakkal kepada Ilahi. Memberikan undang-undang ekonomi dengan melarang praktek riba, karena ia merugikan pihak tertentu. Membimbing kehidupan sosial dengan mengajarkan nilai-nilai kejujuran, kesopanan, kedermawanan, kasih sayang dan budi pekerti.

b.Al-Quran; Problem Solver Akal dan Fitrah Manusia

Adalah hikmah ilahiyah, setelah manusia gagal mencari kebenaran selama 600 tahun tanpa Rasul dan wahyu ilahi, Allah mengutus Rasul terakhir-Nya sebagai penutup dari rasul-rasul sebelumnya. Ialah Muhammad sallahu ‘alaihi wasallam. Salah satu perbedaan antara Rasul terakhir, Muhammad, dengan Rasul-rasul sebelumnya, ialah Allah menjadikan kitab suci yang dibekali kepadanya bukan sekedar panduan, tetapi juga sebagai mukjizat.

Kemukjizatan Al-Quran tercermin dari keoutentikannya yang tetap terjaga tanpa mengenal tempat dan waktu. Al-Quran akan terus terjaga, dimana penjagaannya bukan hanya dari segi cetakan namun ia tersimpan dalam lubuk hati ribuan manusia. Kerana ketika Al-Quran mengalami distorsi seperti injil dan taurat, maka peran Al-Quran sebagai problem solver Akal dan Fitrah Manusia akan hilang, sementara Muhammad Adalah Rasul Terakhir.

Keberadaan buku-buku ilmiyah kontemporer abad modern dengan berbagai spesialisasi ilmu; Biologi, mokrobiologi, astronomi, geologi, psikologi dan manuskrip-manuskrip lain yang mengisyaratkan experimen modern, tidak akan pernah mampu menunjukkan manusia kepada jalan kebenaran tanpa keberandaan Al-Quran. Sebaliknya, Al-quran tanpa satupun dari buku-buku tersebut akan mampu menghantarkan manusia kepada jalan kebenaran.

Peran Al-Quran sebagai pemandu menuju kebenaran sejak turun, saat ini dan sampai akhir zaman akan tetap eksis. Ketika kandungannya diteliti dan dipelajari seiring waktu, manusia semakin yakin akan kebenaran isi kandunganya. Dua hal yang terdapat dalam Al-Quran dan tidak ada dalam kitab lainnya,

1. Membimbing fitrah dalam memahami hal metafisika

2. Meneyeru akal untuk berfikir dan meneliti semua hal berbentuk fisik.

Dua point ini memiliki kesesuaian dengan character mahkluk manusia, maka tidak heran jika banyak manusia yang masuk ke dalam agama Islam setelah mengtahui isi kandungan Al-Quran.

c. Cahaya Islam menembus Fitrah-Fitrah Manusia Se-Dunia

“Apakah Jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang? “Bahkan bertambah” Apakah ia pernah berdusta sebelum ia menyampaikan ajaran tersebut?? “Tidak”. (HR. Bukhari Muslim)
Teks di atas adalah petikan dari dialog antara Raja Romawi Hereaclus dengan Abu Sofyan.

Terjadinya dialog tersebut adalah respon Raja Romawi terhadap Surat yang disampaikan kepadanya dari Muhammad Rasulullah SAW. Abu Sofyan dengan sekelompok musyrikin mekah pergi ke Negri Syam untuk melakukan perniagaan, ketika kami berdagang di Syam, tiba-tiba datang sekelompok pasukan Herakles. Mereka bertanya kepada masyarakat pasar, “apakah di pasar ini ada bangsa Arab?? Kemudian masyarakat pasar memberitahukan mereka ke arah Abu Sofyan dan kaumnya. Sehingga Abu sofyan ditangkap dan dibawa ke kerajaan Romawi. Di dalam kerajaan itulah terjadi dialog tersebut dengan disaksikan para pembesar kerajaan dan pembesar agama.


Ketika Abu sofyan ditanya “Apakah Jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang?” Ia menjawab “Bahkan bertambah”. Heraeclus berkomentar “Begitulah iman, ia akan terus tetap sampai sempurna”.

Jawaban dan komentar ini sungguh sangat nyata dan benar adanya. Islam berawal dari lembah Mekah yang jauh tertinggal oleh kemegahan peradaban Romawi dan Persia saat itu. Namun cahaya kebenarannya tidak ada yang mampu menahannya walau musuh sekalipun, ia menembus fitrah-fitrah manusia di sekelilingnya. Kaum perisa yang diawali oleh Salman Alfarisi dan Romawi oleh Shuhaib Ar-Rumi akhirnya meyakini kebenaran ajaran Islam dan menjadi unsur penyebaran ajaran Islam itu sendiri. Dengan seiring waktu cahaya kebenaran Islam terus terpancar menembus batas benua-benua di dunia.

d. Kejujuran; Title Pembawa Ajaran Islam

Ketika Abu Sofyan ditanya Apakah ia pernah berdusta sebelum ia menyampaikan ajaran tersebut?? Ia menjawab “tidak” Kemudian Herakles berkomentar “Ketahuilah, bahwa dia yang tidak pernah berdusta kepada manusia, maka dia tidak akan pernah berdusta kepada Tuhannya (allah), karena yang dibawanya adalah Ajaran Tuhannya (Allah)”

Pembawa Ajaran Ini adalah manusia di dunia yang tidak pernah berdusta, baik sebelum diangkat sebagai Rasul atau sesuadah. Semenjak Lahir Muhammad Rasulullah terkenal dengan kejujuran, amanah dan kesopanan. Title itu diberikan khusus kepadanya oleh masyarakat Mekah dimasanya, bahkan Abu Sofyan yang saat itu masih dalam Keadaan Kafir mengakui kejujuran Rasulullah SAW. Kejujurannya pun berbuah kepercayaan kaum Yahudi untuk menitipkan barang mereka kepada Nabi Muhammad SAW.

Kejujuran Pembawa ajaran Islam menyatakan kebenaran yang dibawanya. Cahaya kebenaran Islam ini memberikan power keberanian kepada Rasulullah untuk mengajak raja sekalipun. Bukan hanya Raja Romawi yang diajak kejalan-Nya bahkan Raja Persia juga menerima surat darinya.

Selain kejujuran, sampai saat ini biografinya begitu jelas, tanggal lahir, kematian sampai sifat-sifat mulainya, semua tertulis di banyak buku sirah nabawiyah dalam berbagai literasi bahasa. Melalui buku-buku tersebut kita akan mengetahui siapa sesungguhnya Muhammad bin Abdullah. Menanggapi pertanyaan itu ‘Aisyah pun pernah berkomentar “Pribadinya adalah Al-Quran”

Jikalau saat ini ada yang mengatakan bahwa Rasulullah penyihir dan Al-Quran adalah produknya. Itu adalah Fitnah. Sesungguhnya usaha itu sebenarnya sudah dilakukan oleh para pembenci Islam semenjak beliau hidup. Saat ini, di ketiadaan beliau, mereka mencoba menghapuskan sosok Muhammad dari benak hati umat Islam. Pada Hakikatnya, hati mereka mengakui kejujuran dan keberan ajaran Muhammad, namun nafsu-nafsu membutakan mata hati mereka.

“Sebahagian besar Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Al-Baqara: 109)

Rabu, 04 Agustus 2010

iwan fals

Iwan fals dan uang 6,7 triliun

Sekarang angka yang sering kita dengar adalah 6,7 triliun. Diseluruh media ramai membahas hilang atau dirampoknya uang negara yang sangat besar itu. Mungkin angka yang luar biasa fantastis untuk ukuran pengamen, tapi recehan buat para koruptor. Ane belum pernah liat fulus segitu, kalau liat mungkin langsung semaput apalagi kalau dikasih. Nah, berhubung ane seneng lagunya Iwan Fals dan corat-coret di blog iwanfalsmania.blogspot.com ini, maka coba tak hubung-hubungkan fulus segitu dengan Iwan Fals. Sekedar intermezzo ya boss…

Mari kita utak atik uang 6,7 triliun ini dalam dunia ke-Fals-an.

Kalau uang 6,7 triliun dipakai membeli tiket konser bulanan Iwan Fals yang seharga 40 ribu rupiah/kepala, maka akan ada
167,5 juta manusia atau jin yang siap hadir di Panggung Kita Leuwinanggung-Depok (rumah Iwan Fals, tempat konser bulanan). Wuih… Ini artinya sebagian besar penduduk Indonesia akan hadir disana. Penonton yang terlambat datang mungkin harus puas menonton penampilan Iwan Fals dari deretan belakang yaitu di kota Surabaya. Pikirkan dampak positif dari konser mega-super-dahsyat-raksasa ini, tentu banyak pedagang asongan yang ketiban untung, atau banyak pemandu jalan yang dapet obyekan.

Anggap saja honor setiap lagu yang dinyanyikan Iwan Fals adalah 5 juta rupiah (ini angka ngarang lho ya, ane ndak tau nilai sebenarnya). Dengan bayaran
6,7 triliun berarti Iwan Fals harus menyanyikan 1,34 juta lagu. Wow… Misalnya dalam sehari dia hanya sanggup bernyanyi 40 lagu, maka Iwan Fals perlu waktu selama 33.500 hari atau sekitar 91,7 tahun untuk menyelesaikan seluruh lagu itu. Bukan cuma kita yang bisa menikmatinya, tapi sampai ke anak dan cucu kita. Itupun kalau Iwan masih kuat.

Setelah Iwan Fals mengantongi honor 6,7 T, lantas misalnya uang itu dipakai untuk membiayai penggemarnya naik haji senilai 35 juta rupiah/orang. Maka hampir sebanyak 192 ribu penggemar Iwan Fals berangkat menuju tanah suci. Kalau semuanya naik pesawat jenis Boeing 747 berkapasitas 455 kursi, berarti butuh sebanyak 420 buah pesawat. Kalau semua pesawat itu terbang bersamaan, kayaknya kita akan menyaksikan kemacetan diudara.

Misalnya Iwan Fals ndak jadi traktir ongkos naik haji untuk penggemarnya, kemudian uang 6,7 triliun semuanya dibelikan kambing untuk hari raya Idul Kurban, maka akan dapat 3,35 juta ekor kambing yang senilai 2 juta/ekor. Bayangkan berapa ton arang harus disediakan untuk bikin sate.

Hehehe…

Memang seharusnya uang sebesar itu digunakan untuk kesejahteraan rakyat, tentu akan banyak lapangan pekerjaan yang terbuka. Atau dipakai untuk meningkatkan kualitas pendidikan, biar rakyat semakin pinter dan ndak mudah dibodohi. Juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan supaya tidak ada lagi pemikiran
‘orang miskin tidak boleh sakit’. Dan kalau itu terjadi, rasanya kita tidak perlu lagi nyanyi, kalau diantara kita jatuh sakit, lebih baik tak usah kedokter, sebab ongkos dokter disini, terkait di awan tinggi…”.

Namun apa yang terjadi sekarang?. Uang 6,7 triliun rupiah itu ada ditangan para koruptor. Itu nilai yang ketahuan.. lhaaa… yang ndak ketahuan ada berapa triliun lagi ya? Atau malah ratusan triliun???. Katanya tanah ini kaya raya, tapi kok yang menikmati bukan rakyatnya ya?. Wajar saja sekarang makin banyak yang ngomong,
untuk apa punya pemerintah, kalau hidup terus-terusan susah…”. Nah, kalau terus begini, ternyata kita harus ke jalan.. robohkan setan yang berdiri mengangkang…!”.